Jumat, 09 Januari 2015



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
عُرِضَتْ عَلَيَّ أُجُورُ أُمَّتِي حَتَّى اَلقَذَاةُ يُخْرِجُهَا الرَّجُلُ مِنْ اَلمَسْجِدِ - رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
Pahala ummatku diperlihatkan kepadaku, termasuk ketika seseorang membersihkan mesjid 
dari setitik noda. (HR Abu Daud)

وَالمَكْرُوْهاَتُ فىِ الصَّلاَةِ إِثْنَى وَعِشْرُوْنَ ؛
Hal makruh dalam melaksanakan shalat ada 22 macam :

أَحَدُهاَ جَعْلُ يَدَيْهِ فىِ كَمَّيْهِ فىِ خَمْسَةِ أَشْياَءَ عِنْدَ تَحَرُمِهِ وَرُكُوْعِهِ وَسُجُوْدِهِ وَقِياَمِهِ مِنْ تَشَهُدِهِ وَجُلُوْسِهِ لَهُ
Pertama ; Kedua tangan masuk semua ke dalam lengan tangan di lima posisi, yaitu saat Takbiratul Ikhram, Ruku’, Sujud, Berdiri dari Tasyshud dan saat Duduk Tasyahud.

وَثاَنِيْهاَ إِلْتِفتَاتٌ بِوَجْهِهِ بِلاَ حاَجَةٍ أَماَّ إِذاَ كاَنَ لَهاَ كَحِفْظِ مَتاَعٍ فَلاَيُكْرَهُ
Kedua ; Memalingkan muka tanpa hajat, adapun ketika ada hajat seperti menjaga harta maka itu tidak makruh.

وَثاَلِثُهاَ إِشاَرَةٌ بِنَحْوِ عَيْنٍ أَوْحاَجِبٍ أَوْشَفَةٍ بِلاَحاَجَةٍ , وَلَوْ مِنْ أَخْرَسَ وَلاَ تَبْطُلُ بِهاَ الصَّلاَةُ ماَ لَمْ تَكُنْ عَلَى وَجْهِ اللَّعْبِ وَإِلاَّ أَبْطَلَتْ , أَمَّا إِذاَ كاَنَتْ لِلْحاَجَةِ كَرَدِّ السَّلاَمِ وَنَحْوِهِ فَلاَيُكْرَهُ
Ketiga ; Memberi isyarat, seperti dengan mata, alis mata atau bibir dan tanpa hajat. Ini meskipun dari seorang bisu. Ini tidak membatalkan shalat sebatas tidak ada unsur bercanda, bila ada unsur bercanda maka shalat batal. Adapun isyarat itu diperlukan seperti karena menjawab salam maka membri isyarat itu tidak makruh.

وَراَبُِهاَ جَهْرُ بِمَحَلِ إِسْراَرٍ وَعَكْسِهِ حَيْثُ لاَ عُذْرَ فَإِنْ حَصَلَ عُذْرٌ كَأَنْ كَثُرَ اللَّغْطُ عِنْدَهُ فاَحْتاَجَ لِلْجَهْرِ لِيَأْتِىَ بِالقِرَاءَةِ عَلَى وَجْهِهاَ فَلاَكَراَهَةَ
Keempat ; Mengeraskan suara di saat harus bersuara pelan, juga sebaliknya, ini apabila tidak ada udzur (kendala). Tapi apabila ada uzdur, seperti gaduh atau berisik, maka ia perlu untuk mengeraskan suara karena memenuhi hak bacaan sesuai keharusan, ini ini tidak makruh.

وَخاَمِسُهاَ إِخْتِصاَرٌ بِأَنْ يَجْعَلَ يَدَهُ أَوْ يَدَيْهِ عَلَى خاَصِرَتِهِ ماَ لَمْ يَكُنْ لِحاَجَةٍ كَعِلَّةٍ بِجَنْبِهِ وَإِلاَّ فَلاَ كَراَهَةَ , لِخَبَرِ أَبىِ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ T نَهَى أَنْ يُصَلِّى الرَّجُلُ مُخْتَصِراً رَواَهُ الشَّيْخاَنِ , وَالمَرْأَةُكاَلرَّجُلِ وَمِثْلُهاَ الخُنْثَى وَيُكْرَهُ ذَلِكَ الإِخْتِصاَرُ خاَرِجَ الصَّلاَةِ أَيْضاً , ِلأَنَّهُ فَعْلُ الكُفاَرِ بِالنِّسْبَةِ لِلصَّلاَةِ وَفَعْلُ المُتَكَبِّرِيْنَ خاَرِجَهاَ وَفَعْلُ المُخْنِثِيْنَ وَالنِّساَءِ لِلْعُجْبِ وَأَنَّ الإِبْلِيْسَ لَماَّ أُهْبِطَ مِنَ الجَنَّةِ فَعَلَ كَذَلِكَ وتَفْسِيْرُ الإِخْتِصاَرِ بِذَلِكَ هُوَ المَشْهُوْرُ وَقَدْ يُفَسِّرُ بِاخْتِصاَرٍ السَّجَدَةُ ِلأَنَّهُ مَنْهِىٌ عَنْهُ أَيْضاً
Kelima ; Kelima, Ikhtishor (mengerutkan diri) yaitu menjadikan salah satu atau kedua tangannya di atas lambung atau pinggangnya, selagi hal itu tidak diperlukan, seperti ada rasa sakit di lambungnya, namun apabila sangat diperlukan maka hal itu tidak makruh.

Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairoh, bahwa Rasulullah Saw melarang shalat dari seorang lelaki sambil Ikhtishor mengerutkan diri (mendekap perut dengan satu atau dua tangan). HR Bukhori - Muslim.

Perempuan dengan lelaki dalam hal ini sama, termasuk juga waria. Mengerutkan diri seperti ini juga makruh dilakukan di luar shalat. Karena hal semacam itu adalah salah satu perlakuan orang-orang kafir, ini nisbat dalam keadaan shalat, dan termasuk perlakuan orang-orang takabur adalah nisbat di luar shalat, serta salah satu perlakuan waria dan wanita dalam keadaan Ujubnya (angkuh).

Dan sesungguhnya, Iblis ketika terusir dan turun dari sorga, ia melakukan hal semacam itu. Ikhshor ditafsirkan dengan mengerutkan diri (menjadikan salah satu atau kedua tangannya di atas lambung atau pinggang) adalah tafsiran yang masyhur para Ulama. Penafsiran Ikhshor terkadang makna dari sujud, karena sujud semacam itu juga di larang.

قاَلَ الأَزْهَرِى يَحْتَمِلُ وَجْهَيْنِ أَحَدُهُماَ أَنْ يَخْتَصِرَ الآيَةَ الَّتِى فِيْهاَ السُّجُوْدُ فَيَسْجُدُ لَهاَ , وَالثَّانىِ أَنْ يَقْرَأَ السُّوْرَةَ فَإِذاَ انْتَهِىَ إِلىَ السَّجْدَةِ جاَوَزَهاَ وَلَمْ يَسْجُدْ لَهاَ
Syekh Al-Azhari berkata ; Ikhshor mengandung dua sisi makna :
Pertama, mempersingkat (tidak membaca) ayat yang terdapat sujud (ayat sajadah) dan dapat melakukan sujud karenanya. Kedua, membaca salah satu surat, dan ketika sampai pada ayat sajadah dia melewatinya dan tidak melakukan sujud.

وَساَدِسُهاَ إِسْراَعُ الصَّلاَةِ أَىْ عَدَمُ التَّأَنِى فىِ أَفْعاَلِهاَ وَأَقْواَلِهاَ وَكَذاَ إِسْراَعٌ لِحُضُوْرِهاَ ِلأَنَّهُ يُسَنُّ المَشْىُ إِلىَ المَسْجِدِ عَلَى تَأَنٍ وَسَكِيْنَةٍ وَإِسْراَعٌ ِلإِدْراَكِ التَّحَرُمِ أَوْ غَيْرِهِ مَعَ الإِماَمِ , نَعَمْ إِنْ تَوَقَفَ إِدْراَكَ الجَماَعَةِ عَلَيْهِ يُسَنُّ أَوْ إِدْراَكَ الجُمْعَةِ وَجَبَ
Keenam ; Mempercepat gerakan shalat, yaitu tidak secara perlahan dalam perbuatan dan bacaan shalat.  Demikian pula, makruh cepat-cepat berjalan untuk mendirikan shalat, seperti berlarian, karena sesungguhnya disunnahkan berjalan menuju ke mesjid dengan perlahan dan tenang.

Namun disunnahkan dengan segera untuk mengejar Takbiratul Ikhram atau mengejar yang lainnya agar dapat bersama Imam. Betul harus dengan segera, apabila memang dibutuhkan untuk mengejar berjama’ah bersama Imam maka mempercepat adalah sunnah. Untuk mengejar shalat Jum’at maka mempercepat itu adalah wajib.

وَساَبِعُهاَ تَغْمِيْضُ جَفْنِهِ إِنْ خاَفَ ضَرَراً وَإِلاَّ فَلاَكَراَهَةَ سَواَءٌ الأَعْمَى وَالبَصِيْرُ ِلأَنَّ الجَفْنَ يَسْجُدُ مَعَهُ وَقَدْ يَجِبُ إِذاَ كاَنَ العُرَّاةُ صُفُوْفاً وَقَدْ يُسَنُّ كَأَنْ صَلَّى إِلىَ حاَئِطٍ مُزَوَّقٍ أَىْ مُنْقَسٌ وَمُزَيِّنٌ بِماَيُشَوِّشُ الفِكْرَ أَىْ يَخْلَطُهُ
Ketujuh ; Memejamkan kelopak mata apabila tidak mengundang takut, apabila karena takut maka tidak dimaruhkan, ini bagi orang buta ataupun orang melihat, karena dia akan bersujud bersamaan dengan memejamkan kelopak mata.

Terkadang memejamkan kelopak mata itu wajib, ketika melihat barisan orang-orang telanjang.  Terkadang memejamkan kelopak mata itu sunnah, seperti shalat di samping dinding yang banyak hiasan gambar hingga dapat menimbulkan kebimbangan dalam pikiran, atau mengganggu kekhusyuan.

وَثاَمِنُهاَ إِلْصلَقُ عَضُدَيْهِ بِجَنْبِهِ فىِ رُكُوْعِهِ وَسُجُوْدِهِ
Kedelapan ; Menyentuhkan kedua lengan atas pada lambungnya ketika ruku’ dan sujud.

وَتاَسِعُهاَ إِلْصاَقُ بَطْنِهِ بِفَخْذَيْهِ فىِ الرُّكُوْعِ وَالسُّجُوْدِ
Kesembilan ; Menyentuhkan perut pada kedua pahanya ketika ruku’ dan sujud.

وَعاَشِرُهاَ إِقْعاَءُ الكَلْبِ وَهُوَ إِلْصاَقُ أَلِيَيْهِ بِالأَرْضِ وَنَصْبُ ساَقَيْهِ وَوَضْعُ يَدَيْهِ عَلَى الأَرْضِ , وَهَذاَ أَحَدُ نَوْعَى الإِقْعاَءِ وَالنَّوْعُ الآخَرِ هُوَ أَنْ يَضَعَ أَطْـراَفَ أَصاَبِعِ رِجْـلَيْهِ وَرُكْبَتَيْهِ عَلَى الأَرْضِ وَأَلِيَيْهِ عَلَى عَقِبَيْهِ وَهَذاَ سُنَةُ فىِ كُلِّ جُلُوْسٍ يُعَقِبُهُ حَرْكَةٌ , لِماَصَحَّ فَعْلُهُ عَنِ النَّبِىِّ T لَكِنْ الإِفْتِراَشُ أَفْضَلٌ مِنْهُ ِلأَنَّهُ الأَكْثَرُ الأَشْهَرُ
Kesepuluh ; Duduk anjing, yaitu menyentuhkan bokong ke lantai, dengan menegakkan kedua betis serta meletakkan kedua lengan tangan di atas lantai.

Dan ini adalah salah satu dari dua macam duduk, cara duduk yang lain adalah meletakkan ujung-ujung jari kedua kaki dan kedua lutut di atas lantai dan meletakkan bokong di atas kedua tumit. Dan cara ini adalah disunnahkan setiap kali duduk yang diiringi gerakan. Karena perbuatan itu diajarkan dari Nabi SAW, akan tetapi duduk Iftirosy itu adalah lebih utama daripada cara duduk di atas, karena duduk Iftirosy lebih banyak dan masyhur. ( Iftirosy adalah duduk Tasyahud awal )

وَحاَدِى عَشَرَهاَ نَقْرَةُ الغُرَبِ أَىْ ضَرْبُ الأَرْضِ بِجَبْهَتِهِ عِنْدَ السُّجُوْدِ مَعَ الطُّمَأْنِيْنَةِ وَإِلاَّ لَمْ يَكْفِ
Kesebelas ; Mematuk seperti burung gagak, artinya memukulkan dahi ke lantai saat sujud serta tumaninah, apabila tanpa tumaninah maka tidaklah cukup (tidak sah).

وَثاَنىِ عَشَرَهاَ إِفْتَراَشٌ السَّبُعِ فىِ سُجُوْدِهِ بِأَنْ يَضَعَ ذِراَعَيْهِ عَلَى الأَرْضِ كَماَيَفْعَلُ السَّبُعُ

Keduabelas ; Duduk Iftirosy seperti macan, di saat sujud, yaitu dengan meletakkan kedua lengan atau siku di atas lantai, sebagaimana hal itu sering dilakukan hewan buas, misalnya macan.

وَثاَلِثُ عَشَرَهاَ المُباَلَغَةُ فىِ خَفْضِ الرَّأْسِ فىِ الرُّكُوْعِ
Ketigabelas ; Berlebihan merendahkan kepala di saat ruku’.

وَراَبِعُ عَشَرَهاَ إِطاَلَةُ التَّشَهُدِ الأَوَّلِ فىِ غَيْرِ المَأْمُوْمِ بِحَيْثُ زاَدَهُ وَلَوْ بِالصَّلاَةِ عَلَى الآلِ أَوْ الدُّعاَءِ أَمَّا إِذاَ لَمْ يَزِدْهُ فَلاَكَراَهَةَ
Keempatbelas ; Memperpanjang Tasyahud awal, hal ini bagi selain makmum, sekiranya hingga melebihi batas, meskipun dengan menambah bacaan sholawat atas keluarga Nabi atau menambah bacaan do’a, dan apabila tidak menambahnya maka tidaklah makruh.

وَخاَمِسُ عَشَرَهاَ الإِضْطِباَعُ وَلَوْ لِغَيْرِ الرَّجُلِ وَهُوَ أَنْ يَجْعَلَ وَسَطَ رِداَئِهِ تَحْتَ مَنْكَبِهِ الأَيْمَنِ وَطَرْفَيْهِ عَلَى الأَيْسَرِ
Kelimabelas ; Melakukan Idltiba’ meskipun bukan kaum lelaki, yaitu menjadikan tengah-tengah selendang di bawah pundak sebelah kanan, lalu kedua ujung selendang itu dijadikan di atas pundak sebelah kiri.

وَساَدِسُ عَشَرَهاَ تَشْبِيْكُ الأَصاَبِعِ وَهُوَ إِدْخاَلُ بَعْضِهاَ فىِ بَعْضٍ , أَمَّا خاَرِجُ الصَّلاَةِ فَإِنْ كاَنَ فىِ المَسْجِدِ مُنْتَظِراً لِلصَّلاَةِ وَلَوْ غَيْرَ مُسْتَقْبِلَ القِبْلَةِ فَهُوَ مَكْرُوْهٌ أَيْضاً وَإِلاَّ فَلاَ قاَلَ مُحَمَّدْ حِسْبُ اللهِ إِنَّ التَّشْبِيْكَ يُوْرِثُ النُّعاَسَ
Keenambelas ; Men-Tasybik-kan jari tangan, yaitu memasukkan jari-jari tangan ke sela-sela jari-jari tangan lainnya. Adapun Tasybik yang di lakukan di luar shalat, maka apabila di dalam mesjid untutk menunggu waktu shalat, meski tidak menghadap kiblat maka hal itu juga makruh, dan apabila tidak menunggu waktu shalat maka tidaklah makruh. Syekh Muhammad Hisbullah berkata ; Sesungguhnya Tasybik itu menimbulkan ngantuk.

وَساَبِعُ عَشَرَهاَ تَفَرْقَعُ الأَصاَبِعِ وَالتَّفَرْقَعُ هُو َمَصْدَرُ تَفَرْقَعَ عَلَى وَزْنِ تَدَخْرَجَ , قاَلَ فىِ القاَمُوْسِ فَرْقَعُ الأَصاَبْعِ أَىْ نَفْضِيُهاَ وَضَرْبٌ بِهاَ لِتَصَوُّتٍ
Ketujuhbelas ; Tafarqo’u yaitu menepukkan jari tangan. Lafadz Tafarqo’u adalah bentuk masdar Tafarqo’a sesuai dengan pedoman wajan lafadz Tadahroja.  Dalam kamus tertuang,  Farqo’u, artinya melemaskan jari tangan lalu menepukkannya agar bersuara.

وَثاَمِنُ عَشَرَهاَ الإِسْباَلُ وَهُوَ إِرْخاَءُ الإِزاَرِ عَلَى الأَرْضِ
Kedelapanbelas ; Isbaal, yaitu membiarkan ujung kain bagian bawah hingga menyentuh lantai.

وَتاَسِعُ عَشَرَهاَ بَصْقٌ أَماَماً وَيَمِيْناً لاَيَساَراً , لِخَبَرِ الشَّيْخاَنِ إِذاَ كاَنَ أَحَدُكُمْ فىِ الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ يُناَجِى رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَلاَيَبْزُقُنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلاَعَنْ يَمِيْنِهِ وَلَكِنْ عَنْ يَساَرِهِ , وَهَذاَ فىِ غَيْرِ المَسْجِدِ أَمَّا فِيْهِ فَيَحْرُمُ إِنْ اتَّصَلَ بِشَيْءٍ مِنْ أَجْزاَئِهِ بَلْ يَبْصِقُ فىِ طَرْفِ ثَوْبِهِ مِنْ جاَنِبِهِ الأَيْساَرِ وَيَلِفُ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ
Kesembilanbelas ; Meludah ke arah depan dan ke sebelah kanan, kecuali ke sebelah kiri. Hal ini karena berdasar hadits Bukhori - Muslim : “Apabila salah satu diantara kalian serdang dalam shalat, maka sungguh dia sedang bermunajat terhadap tuhannya yang Maha mulia nan Maha Agung, oleh karenanya janganl meludah ke depan dan ke sebelah kanan, akan tetapi boleh meludah ke sebelah kiri.”

Boleh meludah ke sebelah kiri ini ketika shalat yang bukan di mesjid, adapun ketika shalat di dalam mesjid maka meludah itu di haramkan, apabila sampai mengenai bagian mesjid. Akan tetapai boleh meludah pada ujung (saku) baju sebelah kiri lalu melipatkannya.

وَعَشِرُوْهاَ كَفُّ ثَوْبٍ أَوْ شَعْرٍ لِلرَّجُلِ أَىْ مَنْعِهِ مِنَ السُّجُوْدِ مَعَهُ دُوْنَ المَرْأَةِ وَالخُنْثَى بَلْ قَدْ يَجِبُ كَفُّ شَعْرِهِماَ
Keduapuluh ; Menahan baju atau menahan rambut bagi kaum lelaki, artinya menahan baju atau rambut agar tidak terbawa sujud. Kecuali bagi perempuan dan waria, bahkan bagi kaum perempuan dan waria wajib menahan atau menghalangi rambutnya, agar tidak ikut terbawa sujud.

وَلِذَلِكَ قاَلَ القَلْيُوْبىِ ؛ نَعَمْ يَجِبُ كَفُّ شَعْرِ امْرَأَةٍ وَخُنْثَى تَوَقَفَتْ صِحَّةُ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ وَلاَيُكْرَهُ بَقاَؤُهُ مَكْفُوْفاً وَلاَفَرْقَ بَيْنَ الصَّلاَةِ عَلَى الجِناَزَةِ وَغَيْرِهاَ وَلاَبَيْنَ القاَئِمِ وَالقاَعِدِ لِخَبَرٍ ؛ أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظَمٍ وَلاَأَكِفُّ ثَوْباً وَلاَشِعْراً رَواَهُ الشَّيْخاَنِ
Oleh karena demikian itu, Syekh Al-Qolyubiy berkata ; Betul demikian di atas itu, wajib menahan atau menghalangi rambut perempuan dan kaum waria, karena sah shalat mereka membutuhkan gerakan semacam itu. Tidak makruh menngikat baju atau rambut tertahan. Tidak ada bedanya antara shalat jenazah dan shalat lainnya. Juga tidak ada bedanya antara shalat berdiri dan shalat sambil duduk.

Hal ini berdasarkan hadits : Aku (Nabi Saw) di perintahkan agar bersujud di atas tujuh pokok anggota badan, dan agar aku tidak menahan baju dan menahan rambut.” (HR. Bukhori-Muslim)

وَفىِ رِواَيَةٍ أُمِرْتُ أَنْ لاَأَكْفِتُ الشَّعْرَ أَوْ الثِّياَبَ وَأَكْفِتُ بِكَسْرِ الفاَءِ وَبِالتَّاءِ مِنْ باَبِ ضَرَبَ أَىْ أَجْمَعُ , وَمِنْ ذَلِكَ أَنْ يُصَلِّى وَشِعْرُهُ مَعْقُوْصٌ أَوْمَرْدُوْدٌ تَحْتَ عَماَمَتِهِ أَوْثَوْبِهِ أَوْكَمِهِ مُشْمِرٌ أَىْ مَرْفُوْعٌ , وَيُسَنُّ لِمَنْ رَآهُ كَذَلِكَ وَلَوْ مُصَلِّياً آخَرَ أَنْ يَحِلَّهُ حَدِيْثَ لاَ فِتْنَةَ , نَعَمْ لَوْ باَدَرَ شَخْصٌ وَحَلَّ كَمَّهُ المُشْمِرَ وَكاَنَ فِيْهِ ماَلٌ وَتَلِفَ كاَنَ ضاَمِناً لَهُ , وَمِنْهُ شَدُّ الوَسَطِ فَيُكْرَهُ إِلاَّ لِحاَجَةٍ بِأَنْ كاَنَتْ تُرَى عَوْرَتُهُ بِدُوْنِ الحَزاَمِ
Dalam riwayat lain ; “Aku (Nabi Saw) di perintahkan agar aku tidak menyatukan rambut dan baju (saat sujud hingga sebagian terhalangi). Lafadz “Akfitu” dengan kasrah huruf Fa dan dengan menggunakan huruf Ta, lafadz ini termasuk bab “Dloroba” artinya aku menyatukan.

Dengan demikian, Ketika shalat hendaknya terlebih dahulu rambut di potong hingga di bawah sorban, atau sampai bawah baju,, dan juga lengan bajunya di lipat atau di angkat, (agar tidak terbawa sujud). Disunnahkan bagi orang yang melihatnya, meskipun dia sendiri dalam shalat agar memberi peringatan, ketika tidak menimbulkan fitnah.

Betul demikian, dan apabila seseorang segera dan membuka lengan bajunya yang terangkat, dan pada lengan baju itu terdapat suatu harta dan rusak karenanya, maka orang tersebut menanggung atas kerusakannya. Termasuk mengikat bagian pingggang, maka hal itu makruh kecuali karena dibutuhkan, seperti auratnya akan terlihat apabila tanpa memakai ikat pinggang.

أَمَّا العَذَبَةُ وَهِىَ طَرْفُ عَماَمَِهِ فَيُكْرَهُ غَرَزُهاَ فىِ عَماَمَتِهِ بَلْ يُسَنُّ إِرْخاَؤُهاَ وَيُكْرَهُ أَيْضاً خاَرِجَ الصَّلاَةِ لَكِنَّهُ فىِ الصَّلاَةِ أَشَدَّ كَراَهَةٍ ِلأَنَّهُ T قاَلَ أَنَّ اللهَ يُكْرِهُ العَماَمَةَ الصَّماَءِ
Adapun ‘Adzabah  yaitu ujung atau ekor sorbannya maka makruh melipatkannya kebagian dalam sorbannya, bahkan di sunnahkan melepaskannya keluar. Dan makruh juga hal itu di lakukan di luar shalat.Akan tetapi hal itu di lakukan dalam shalat, sangat makruh, karena Baginda Nabi Saw berkata ; Sesunggunya Allah membenci sorban yang Shoma (memakai sorban tanpa mengeluarkan salah satu ujungnya )

وَحاَدِى عَشَرَيْهاَ وَضْعُ يَدِهِ عَلَى فَمِّهِ بِلاَحاَجَةٍ فَإِنْ كاَنَ لَهاَ كَماَ إِذاَ تَثاَءَبَ فَلاَكَراَهَةَ بَلْ يُسْتَحَبُ لَهُ ذَلِكَ , وَيُسَنُّ أَنْ يَكُوْنَ المَوْضُوْعُ اليَدُ اليُسْرَى وَالأَوْلىَ ظَهْرُهاَ كَماَ أَفْتَى بِذَلِكَ شَيْخُناَ عَبْدُ الغَنِى
Keduapuluh satu ; Meletakkan tangan di atas mulut tanpa ada kebutuhan, dan apa bila karena ada kebutuhan seperti menguap, maka hal itu tidak makruh, bahkan di sunnahkan menutup mulut ketika menguap.

Disunnahkan adanya tangan untuk menutup mulut adalah dengan menggunakan tangan kiri, dan yang paling utama adalah dengan punggung tangan kiri. Hal ini sebagaimana fatwa guru kita Syekh Abdul Gina.

وَثاَنىِ عَشَرَيْهاَ تَلْثِمٌ لِرَجُلٍ وَهُوَ تَغْطِيَّةُ الفَمِّ وَتَنْقِبُ لِغَيْرِهِ وَهُوَ تَغْطِيَّةُ ماَزاَدَ عَلَى الفَمِّ مِنَ الوَجْهِ لِلنَّهْىِ عَنِ الأَوَّلِ , وَقِيْسَ بِهِ الثَّانىِ قاَلَهُ ابْنُ حَجَرٍ فىِ المِنْهَجِ القَوِيْمِ

Keduapuluh dua ; Taltsiam (menutup sebagian kepala) bagi lelaki, yaitu pertama menutup mulut dan membalut bagian kepala lainnya (kecuali kedua matanya) yaitu kedua menutup semua bagian muka kecuali mulut, karena hal ini ada larangan dari yang pertama, Yang kedua di ukurkan sama dengan yang pertama, demikian pendapat Ibnu Hajar dalam kitab Minhajul Qowiim.
terima kasih buat http://arbabulhija.blogspot.com/2011/05/22-hal-makruh-dalam-shalat.html

Stephanie Roy Hidayah Datang Kala Puasa Ramadhan (1)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Peralihan keyakinannya sempat ditentang para kerabat.
Perempuan yang tinggal di Kanada ini ingin benar-benar paham dengan apa yang akan dipilihnya. Begitu juga dengan Islam.
Ia tak langsung masuk dan menjadi bagian darinya sebelum ia benar-benar berkenalan dengan Risalah Samawi itu dan apakah Islam akan cocok dengan dirinya atau tidak.

Dari laman aquila-style, ia menceritakan pengalamannya hingga mantap memilih Islam. Kisahnya diawali ketika keraguan mulai muncul padanya dan ia mendapatkan pertanyaan, “Bagaimana caranya aku bisa hidup di sini?”

Kegelisahan pada eksistensi dirinya muncul sejak ia membaca novel berjudul The Alchemist karangan Paulo Ceolho. Ia membaca novel tersebut berulang-ulang.

Ia sangat tertarik pada gambaran karakter di dalamnya yang saat menghadapi kesulitan tetap berjalan teguh pada satu tujuan dan tidak memedulikan situasi ataupun yang menjadi penghalangnya. “Saat membacanya, aku kemudian tersadar, rasanya kepala ini dipukul dengan hebatnya,” katanya.

Ia kemudian mengingat nasibnya sekitar 10 tahun lalu. Saat itu, kehidupannya jauh berbeda dengan sekarang.
Ia tak lancar berbahasa inggris dan tinggal dengan ibunya di sebuah kota kecil di Kanada bagian timur. Saat itu, cita-citanya adalah menjadi seorang aktris atau penyanyi terkenal.

Kehidupan yang dijalaninya kini jauh berbeda dengan yang dicita-citakannya. Ia telah memegang gelar sarjana dalam ilmu bahasa dan menjalani kehidupan sukses di ibu kota Kanada.

Dalam masa kesuksesannya tersebut, ia dipertemukan dengan novel The Alchemist yang membuat kehidupannya jauh lebih sukses dari sebelumnya secara spiritual.

Tidak tertarikSebelumnya ia tak tertarik dengan Islam. Ia menganggap Islam adalah agama bagi orang-orang gila yang rela membunuh demi apa yang disembahnya tersebut. Ketika ia duduk di bangku kuliah dan mempelajari tentang Perang Salib, pikirannya menjadi terbuka.

Meski selama ini ia dibesarkan di lingkungan gereja Katolik, kisah Perang Salib ini dianggapnya sebagai tindakan ekstremis dari agamanya dan tidaklah benar. “Aku sendiri sebenarnya percaya hanya ada satu Tuhan,” katanya.

Ia sendiri selalu percaya dengan adanya Tuhan. Tapi, ia tak menemukan agama yang pas untuk diyakini. Ia kemudian mencoba berbagai agama dan berbagai bentuk paganisme.
Satu hal yang ia percaya hanyalah ia bisa hidup di dunia ini karena adanya Tuhan, tapi ia tak tahu Tuhan yang mana.

“Saya terus mencari, tapi tidak pernah menemukan agama mana yang ingin saya pegang dan akhirnya saya pun menyerah. Pilihan saya adalah menjadi agnostik, percaya dengan adanya Tuhan, tapi tidak menentukan satu agama sebagai kepercayaannya,” jelasnya.

Hingga, keputusan tersebut mulai berubah ketika ia membaca novel The Alchemist. Ia sangat tertarik dengan bab-bab pertama dalam buku tersebut yang mengenalkan tanda-tanda adanya Allah.
 Ia pun kemudian kenal dengan seorang pria Muslim. Hubungan mereka pun semakin dekat dan Stephanie kemudian berkata pada teman-temannya ia mulai tertarik untuk mempelajari Islam, meski tidak begitu serius.

Ternyata, ia justru ditarik dan terus didukung untuk masuk Islam oleh berbagai aliran Islam yang ada di kampusnya. Pertentangan kemudian muncul dari kawan-kawannya yang non-Muslim.

Mereka berkata pada Stephanie Islam itu berat dan ia tak akan sanggup menjalankan ibadah-ibadahnya, terutama berpuasa.
Ia pun bingung dan kemudian berkata akan menunggu selama tiga tahun untuk memantapkan dirinya ingin masuk Islam atau tidak.

Proses pencarian

Dalam tiga tahun tersebut, ia berusaha memahami apa inti dari ajaran Islam dan perbedaan berbagai aliran di dalamnya.
Dalam masa tersebut, ia mencari apa yang selama 23 tahun ini tidak ada dalam hidupnya dan apa yang akan melengkapi hidupnya di masa depan.

Tapi, dalam masa belajarnya untuk mengenal Islam, ia tetap bisa melanjutkan kuliah dan bisa meyakinkan orang tuanya ia akan memilih Islam suatu hari nanti.

Dalam tahun pertama, ia ditantang kawan-kawannya yang non-Muslim untuk berpuasa Ramadhan. Ia pun menyanggupinya.
Ia berpuasa dari pagi hari hingga senja pada hari pertama. “Namun, saat itu aku malah berbuka dengan bir dan burger bacon yang terbuat dari daging babi asap,” katanya.

Masa tantangan pun berlanjut hingga sebulan penuh dan Stephanie pun menyanggupinya. Tantangan yang tadinya hanya sebuah hal yang tidak serius, kemudian justru memberikan perubahan yang sangat berarti padanya.

Setelah 30 hari berpuasa, ia merasakan perubahan pada tubuhnya dan sadar puasa bukan membuat tubuhnya lemah meski tidak makan dalam waktu lama, justru membuat tubuhnya menjadi bertambah kuat.
“Saat itu, mungkin saya belum yakin sepenuhnya pada Islam, tapi saya yakin dengan kekuatan Ramadhan,” katanya.

Pembelajarannya tentang Islam terus berlanjut, hingga sampai pada Ramadhan kedua. Saat itu, ia sadar, ia membutuhkan lebih banyak waktu untuk memberikan perhatian pada Islam.

“Saat itu, saya yakin Allah telah memberikan petunjuk pada saya untuk datang pada Islam,” katanya. Namun, ia belum mantap sepenuhnya.

Ia justru berdoa setiap malam agar Allah menunjukkan dengan jelas apakah ia akan masuk Islam atau tidak.
Hal ini karena kawan-kawannya yang Muslim ingin ia segera masuk Islam, sedangkan kawannya yang non-Muslim selalu mencegahnya.

Hingga, pada Ramadhan ketiga ia baru menemukan hidayah. Selepas berbuka puasa, pada 28 Juli 2012 ia pun akhirnya mengucapkan syahadat.

Tak ada pihak lain yang bisa menghalanginya untuk menapakkan kaki di jalan kebenaran. Ia pun yakin dengan kata-kata yang diucapkannya tersebut, “Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.''

Selasa, 04 November 2014

pasholatan



باب الطهارة
آلات الطهارة
سيسواتو ياع بيسا أونتوك برسوجى ادا 3
1.    أير
2.    دبو
3.    باتو دان سسامايا
الماء / أير
ماحم 2 يا أير ياع بيسا أونتوك برسوجى ادا 7
1. أير سومور
2. أير سوعاي
3. أير سومبران
4. أير لاؤوت
5. أير سالجو
6. أير هوجان
7. أير أيمبون
أير ياع 7 اينى دى باكى 4 يائيتو :
1.    أير مطلق : أير ياع تيداك ممفوياى ناما تتاف
2.    أير مستعمل : أير سديكيت ياع سوداه دى كوناكن اونتوك برسوجى واجب
3.    أير متغير : أير ياع تلاه بروباه وارنا اتو باؤ اتو راسايا كارنا ترجامفور سسواتو
4.    أير متنجس: أير سديكيت ياع تركنا نجس. اتو باياك تافى بروباه
) أير مطلق )
سلوروه ماجميا برسوجى دعان أير ياع بوليه دى كوناكن هايا أير مطلق.

( أير مستعمل )
أير مستعمل تيداك بوليه دى كوناكن برسوجى كجوالى بيلا ادا 2 قلة دان تيداك تغير   أير2 قلة ادالاه اوكوران أير كيرا2  60 سنتى متر فرسكى
( أير متغير )
أير متغير بيلا تغيريا تيداك سباب سسواتو ياع نجس ماكا حكميا تتاف سوجى . دان 8بيلا تغيريا تيداك سامفي معهيلاعكن كمطلقن أير ماكا حكميا سوجى دان منسوجيكن.
جاتاتان
·       تغير ياع تيداك سامفي معهيلاعكن كمطلقن أيرأدالاه :
1.    تغير ياع هايا سديكيت
2.    تغير ياع دى سبابكن سسواتو ياع تيداك برجامفور دعان أيرسفرتى بباتوان , كايو دان لائن2.
3.    تغير سباب سسواتو ياع سوليت دى هندارى سفرتى دبو, كودوع2ان
·       تغير تركاداع ياتا ( حسّي) مقصوديا بيسا دى كتاهوئ ليوات بروباهيا وارنا اتو باؤ اتو راسايا. دان تركاداع  تقديرى( فركيراءن ) مقصوديا أير ياع كجامفوران سسواتو ياع سوداه تيداك بروارنا اتو تيداك برباؤ اتو تيداك براسا . جونتوهيا أير ترجامفور ساتو كلاس اير ماوار ياع سوداه تيداك برباؤ ماكا دى ليهات ظاهر يا اير تيداك تغير, دالام كاسوس اينى أير ماوار دى كيرا 2 ميياك واعى كموديان فركيراكن بيلا أير ترسبوت تركنا ميياك واعى ساتو كلاس تغير اتو تيداك ؟ بيلا دى فركيراكن تغير ماكا ايتولاه تغير تقديرى .
( أير متنجس )
أير متنجس حرام دى كوناكن فادا بدن / فاكيان / سسواتو ياع واجب دى جاكا كسوجيانيا أير متنجس يبسا سوجى لاكى بيلا :
1.    تغيريا هيلاع ( بيلا أيريا باياك )
2.    دى تامباهكن أير سوجى هيعكا منجافي دوا قلة دان تغيريا هيلاع.                                          (بيلا أيريا سديكيت )
التراب / دبو
دبو دى كوناكن برسوجى هايا دالم تيمم دان معهيلاعكن نجس مغلظة
جاتاتان :
دبو أونتوك تيمم شرطيا هاروس سوجى تيداك مستعمل دان تيداك ترجامفور كافور اتو لائينيا ادافون اونتوك معهيلاعكن نجس مغلظة شرطيا هايا سوجى.
الحجر ونحوه / باتو دان سسامايا
باتو اتو سسامايا بيسا دي كوناكن برسوجى هايا دالام استجمار ( فيفير ) دعان شرط :
1.    نجس تيداك فينداه دارى تمفاتيا ( ماسيه برادا دى سكيتار تمفات كلواريا)
2.    عين النجاسه هاروس دى برسيهكن داهولو
3.    دى أوساف 3 كالى
4.    عين النجاسه بلوم كيريع
مقصود سساماياباتو ادالاه :
سسواتو ياع كراس, بيسا معهيلاعكن عين النجاسه, سوجى دان تيداك دى مولياكن سفرتى كايو ,باتا  دان لائين2. تيداك سفرتى بامبو ياع هالوس اتو كاجا كرنا تيداك بيسا  معهيلاعكن عين النجاسه دان تيداك سفرتى كتيلا كرنا دى مولياكن. سسواتو يا ع دى مولياكن دى انتارايا ماكانن مانوسيا اتو جن. كتاب دان لائين2.
باب الوضوء
فرض يا وضوء أدا 6 يائيتو :
1.    نية معهيلاعكن حدث ياع دى بارعكن دعان  فرمولاءن ممباسوه موكا
2.    ممباسوه موكا
3.    ممباسوه كدوا تاعان بسرتا سيكويا
4.    معوساف كوليت اتو رامبوت كفالا ولو هايا سباكيان
5.    ممباسوه كدوا كاكى بسرتا ماتا كاكييا
6.    ترتيب
بيان النية
·       جونتوه نية وضوء نورمال نويت الوضوء لرفع الحدث الأصغر فرضا لله تعالى
·       جونتوه نية وضوء اوراع ياع بيسير اتو استحاضة نويت الوضوء لاستباحة فرض الصلاة فرضا لله تعالى
بيان الوجه
باتاس موكا ياع واجب دى باسوه دالام وضوء ادالاه دارى تمفات تومبوهيا رامبوت كفالا سامفي باواهيا جاعكوت دان دارى تليعا سامفي تليعا.
سموا ياع ادا فادا وجه سفرتى رامبوت دان داكيع واجب دي باسوه كجوالى دالاميا جيعكوت ياع لبات ماكا جوكو ف دى سلا2نى.
مقصود جيعكوت لبات ادالاه جيعكوت ياع كارنا لباتيا بيسا منوتوفى داكيع دى باواهيا هيعكا تيداك ترليهات أوليه اوراع يا ع دى دفانيا.
بيان غسل اليدين
باتاس تاعان  ياع  واجب دي باسوه دالام وضوء ادالاه داري أوجوع جاري هيعكا سديكيت باكيان اتاس دارى سيكو.
سموا ياع ادا فادا تاعان سفرتى رامبوت اتو جارى تامباهان اتو داكيع تومبوه ايتو جوكا واجب دى باسوه.
بيان مسح الرأس
واجبيا معوساف كفالا ادالاه دعان معوساف سباكيان كوليتيا اتو رامبوتيا ياع تيداك كلوار دارى باتاس كفالا كتيكا دى تاريك.
بيان غسل الرجلين
ياع واجب دالام ممباسوه دوا كاكى ادالاه ممباسوه 2 تلافاك كاكى جوكا ماتاكاكىيا سنة اونتوك ممباسوه اتاسيا ماتاكاكى.
بيان الترتيب
مقصود ترتيب دى سينى ادالاه ملاكوكن ساتو ركن سسوداه سلساييا ركن سبلوميا كجوالى نية دان اول ممباسوه موكا ماكا واجب بارع
سنة الوضوء
دي انتارا سنة2يا وضوء ادالاه :
1.    سواكان
2.    ملفظكن نية
3.    ممباجا بسم الله الرحمن الرحيم كتيكا ممباسوه تلافاك تاعان
4.    ممباسوه دوا تلافاك تاعان
5.    بركومور دان معهيساف أير كى هيدوع
6.    3 كالى دالام ممباسوه اتو معوساف
7.    تروس منروس ( ممباسوه اتو معوساف سبلوم كريعيا اعكوتا سبلوميا)
8.    منداهولوكن أعكوتا كانان دارى تاعان دان كاكى
9.    معكوسوك 2 اعكوتا ياع دى باسوه
10.                       ميمفورناكن باسوهان وجه تاعان دان كاكى( ممباسوه ملبيهى باتاس2يا )
11.                       دان لائين2
مكروهات الوضوء
دى انتارا سسواتو ياع دى مكروهكن دالام وضوء ادالاه :
1.    اسراف ( برلبيه2ان دالام فعكوناءن أير )
2.    تيداك ممباسوه اتو معوساف 3 كالى
3.    ممينتا بانتوان اونتوك معوساف اتو ممباسوه
4.    دان لائين2
شروط الوضوء
شرط وضوء ادا 12 يائيتو :
1.    اسلام
2.    تمييز
3.    سوجى دارى حيض دان نفاس
4.    تيداك ادا سسواتو ياع بيسا منجكاه سامفييا أير فادا اعكوتا
5.    معرتى جارا دان فرض2يا وضوء
6.    تيداك منقادكن سنة فادا فرض دارى فرض2يا وضوء
7.    ايريا سوجى منسوجيكن
8.    اعكوتا وضوءيا تيداك ادا نجس عينيهيا
9.    اعكوتا وضوءيا تيداك ادا سسواتو ياع بيسا منجاديكن أير تغير
10.                       تيداك ادا سسواتو ياع بيسا منياداكن صحيا وضوء
11.                       نية وضوء تيداك دى كانتوعكن سسواتو
12.                       تروس منروس باكى وضوءيا دائم الحدث
مبطلات الوضوء
فركرا ياع ممبطلكن وضوء ادا 4 يائيتو :
1.    كلواريا سسواتو دارى قبل اتو دبر كجوالى منى
2.    هيلاعيا عقل سباب مابوك اتو كيلا اتو فيعسان اتو تيدور, كجوالى تيدوريا اوراع ياع منتافكن فانتاتيا
3.    برتمويا كوليت فريا دان وانيتا أجنبيه ياع سوداه بسار
4.    مينتوه قبل اتو ليعكاران دبر دعان تلافاك تاعان باكيان دالام
محرمات الحدث
سسواتو ياع حرام دى لاكوكن كتيكا فويا حدث (تيداك فويا وضوء ) ادا 4 :
1.    صلاة دان سسامايا سفرتى سجود تلاوة
2.    مينتوه مصحف
3.    ممباوا مصحف
4.    طواف
جاتاتان : 
دى سنهكن وضوء كتيكا معانتوك اتو ماراه اتو باجا القرآن  اتو باجاحديث اتو علم اكاما اتو كتيكا ماكان داكيع سمبيليهان
آداب قضاء الحاجة
دي أنتارا اداب قضاء حاجة ( بواع أير ) ادالاه :
1.    مماكي ألاس كاكى
2.    منوتوفى كفالا
3.    ماسوك جامبان  منداهولوكن كاكى كيري
4.    كلوار جامبان منداهولوكن كاكى كانان
5.    تيداك معهاداف اتو ممبلاكاعى قبلة كجوالى دي تمفات ياع دي سدياكن اونتوك قضاء حاجة
6.    تيداك بواع أير دالام أير ياع تيداك معالير اتو معالير تافى سديكيت
7.    تيداك بواع أير دالام لوباع بومى ( ليع)
8.    تيداك بربيجارا
9.    بردعاء : اللهم انى أعوذ بك من الخبث والخبائث
10.                       بردعاء ستلاه سلساي : الحمد لله الذى أذهب عنى الأذى وعافانى
11.                       دان لائين2